Saturday 23 January 2010

Foolish Game (preview)

“Lo harus buat salah satu dari empat cowok itu jatuh cinta sama lo,” Uwi menyebutkan tantangannya untuk Lope, sambil menunjuk pada empat orang cowok yang sedang asyik bermain kartu pada jarak sekitar lima meter dari tempatnya duduk bersama teman-temannya.

Lope yang mendapat tantangan (dare) dari permainan tantangan yang mereka beri nama Foolish Game, melotot menolak dengan apa yang diperintahkan Uwi. “Gee!”

“Kenapa?” tanya Uwi dingin, yang ternyata bersamaan dengan Jerry.

“Jangan bercanda dong!” tolaknya. “Lihat dong siapa mereka… empat playboy sekolah”.

“Pangeran sekolah,” ralat Dini.

“Sama aja, Dini. Buat gue tuh sama aja,” timpal Lope ketus. “Oke, lihat gue!” pinta Lope, yang bangun dari duduknya, agar ketiga temannya dapat memperhatikan Lope dengan seksama. “Do you think am I hot?” tanya Lope antusias.

Ketiga temannya dengan takut-takut menggelengkan kepala mereka pelan-pelan. Berarti, jawabannya adalah “tidak”.

***

Di dalam kelas yang hening karena sedang mendengarkan cerita pak Musa mengenai Sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia, Lope sedang sibuk mencoret-coret nggak jelas pada selembar kertas yang tak terpakai. Ternyata Lope sedang membuat tabel mengenai kelakuan empat Pangeran Semarak, yang bagi Lope, rada nggak masuk diakal.

Lope mengerutkan alisnya, setelah tabel yang ia buat selesai, kembali ia baca. Apa yang tertulis di tabel itu benar-benar-sangat-amat nggak masuk akal. Empat playboy Semarak bersikap terlalu manis kepada Lope yang seharusnya mustahil untuk dilirik satu senti pun oleh mereka.


Aslinya

???

Giza

- Suka cewek yang bahenol-gedeuboy-mohmoy.

- Mesum

- Ajak gue jalan (yang tentunya gue tolak!). Padahal gue jauh dari kata bahenol-gedeuboy-mohmoy.

- Masih mesum. Buktinya aja, bulu kuduk gue sampai merinding waktu dia bisik-bisik di telinga gue. Hii… Pocong Mesum!

Ray

- Dingin

- Nggak bisa dibilang dingin, ‘coz dengan rela dia mau nemenin gue yang pingsan, beliin gue Pocari Sweat, malah anterin gue pulang. Padahal selama satu tahun lebih dua bulan sekolah di Semarak, gue ‘ma dia nggak pernah tegur sapa.

Radis

- Entahlah

- Yang pasti gue males banget berurusan dengan dia. Selain narsis, sombong, over confidence, dia itu terlalu perfect untuk ngedeketin gue yang (SUMPAH BUKANNYA MERENDAH) nggak bisa dibilang sempurna.

Nisam

- Tak tersentuh

- Nggak marah-marah waktu gue nggak sengaja nabrak dia, ngajak gue basa-basi, dan ngulurin tangannya untuk kenalan sama gue. Benar-benar mustahil untuk dilakukan oleh seorang Nisam yang terkenal akan dinginnya.

“Gila!” pekik Lope setelah selesai membaca table yang dibuatnya sendiri.

“Kenapa, Lope?” tanya pak Musa, yang ikut-ikutan memanggil Lope dengan nama panggilan dari teman-teman.

“Eh, nggak apa-apa, Pak,” jawab Lope cengengesan.

“Perhatikan, Bapak dong!” pinta pak Musa bijaksana.

Lope menganggukkan kepalanya sekali dan memasang senyum penuh dosanya. “Maaf, Pak”.

Pak Musa pun tidak berlama-lama mengurusi muridnya yang membuat keributan sendiri, dan kembali menerangkan Sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia. Lope pun sama, kembali pada tabel yang dibuatnya.

“Gue musti waspada nih,” ucap Lope pelan dan kemudian merobek-robek tabel yang sudah ia buat hingga tak berbentuk. Gue harus bisa buat salah satu dari mereka jatuh cinta sama gue, bukan gue yang jatuh cinta sama mereka. Batinnya menasihati.

2 comments:

Sri Yulinda Sari said...

wah, gw jg tipe orang seperti itu...
akhir2 ini gw malah gak tau dengan perasaan gw sendiri, gampang banget jatuh cinta, apalagi temen2 gw sekarang bule2 yang cakep2...sikit aja dia kasih perhatian gw lansung dag dig dug gak karuan...aneh memang!

revi : add ym gw ya sri_yulinda@yahoo.com ntar kalo ada waktu kita chat ya...hehehhe

Revina Julian said...

thak's for a comment ya.. :)
kasih saran ma kritikx dumz.. hehehe..

oukey tar v add... kita chat, bagi2 ilmu yah.. :D