Sunday 24 January 2010

Rasa Ini

Sepertinya akhir-akhir ini dan entah sampai kapan, aku akan mulai sering mengigau mengucapkan kata-kata romantis yang atau bisa saja kata-kata romantis itu biasa digunakan untuk orang-orang yang sedang menggombal. Hahahaa...
Secara sadar aku tahu benar bahwa aku bukan termasuk orang yang mudah jatuh cinta, apalagi menyanjung cinta, tapi entah sejak kapan mulainya, aku mulai tidak sadar bahwa aku benar-benar jatuh cinta. Dan rasa itu terus bertambah semakin harinya.
Bohong kalau aku nggak pernah menyukai seseorang sebelum dia, tapi ini adalah pertama kalinya aku merasa kalau aku gila karena menyukainya. Awalnya aku ikuti fikiran-fikiran yang teman-teman aku katakan padaku tentang gejala-gejala anehku ini, yaitu : 'lo baru jadian sih... Jadi masih anget-angetnya'. Well, ternnyata itu hanya awalnya. Toh ada 3 hal yang aku rasa ini terlalu 'berlebihan' untuk seseorang sepertiku.
3 hal itu yaitu:
1. Ada hal 'kecil' yang sampai detik ini buat aku gundah saat aku salah 'menuliskannya'. Padahal itu bukan apa-apa dibandingkan harus menahan rasa rindu untuk ketemu dengannya selama kurang lebih 2 minggu.TERAMAT BUKAN APA-APA!!
2. Rasa rindu/kangen aku sama dia nggak pernah cukup meskipun aku sudah mengucapkannya atau bahkan sedang bersamanya pun aku masih merasa kangen, malah terus membengkak. Am I normal or not? I don't know... Dan pastinya lagi, rasa ini semakin menggila.
3. Dari dua diatas, yang paling aku nggak suka adalah yang terakhir ini. Aku akan sulit berfikir jernih kalau dia nggak ada di dekat aku. I tell the truth! Dan ini mengganggu teramat sangat! Karena saat rasa ini muncul, maka yang ada di kepalaku isinya hanya dia, dia, dan dia. Alhasil, sedikit kesalahan yang aku buat sendiri malah berujung padanya. It's not fair huh? Tapi ini beneran terjadi and I hate this feelin when it came >_<

Hahh... You know what, ini nggak jauh berbeda dengan lari sprint! Capenya luar biasa! Tapi rasa cape disini bukan rasa menyerah, tapi karena harus menumpuk semua rasa sayang dan rindu yang terus menerus membengkak secara bersamaan.
Anyway, are you understand about what I was talk? Hahahaa.. Buat yang sedang kasmaran mungkin mengerti dengan apa yang aku ucapkan, yang aku tulis di post ini, tapi untuk yang tidak (dibaca *belum) sedang kasmaran mungkin tulisan aku ini terkesan 'berlebihan' dalam mengungkapkan sesuatu atau mungkin malah berfikir apa yang aku tulis adalah gejala cinta buta. NO! Aku masih sadar, yah.. walaupun nggak 100%, tapi aku sadar! Buktinya aku masih bisa menjabarkan hal-hal apa saja yang membuat aku menggila karena rasa ini. Hohoho.. :D

Saturday 23 January 2010

Foolish Game (preview)

“Lo harus buat salah satu dari empat cowok itu jatuh cinta sama lo,” Uwi menyebutkan tantangannya untuk Lope, sambil menunjuk pada empat orang cowok yang sedang asyik bermain kartu pada jarak sekitar lima meter dari tempatnya duduk bersama teman-temannya.

Lope yang mendapat tantangan (dare) dari permainan tantangan yang mereka beri nama Foolish Game, melotot menolak dengan apa yang diperintahkan Uwi. “Gee!”

“Kenapa?” tanya Uwi dingin, yang ternyata bersamaan dengan Jerry.

“Jangan bercanda dong!” tolaknya. “Lihat dong siapa mereka… empat playboy sekolah”.

“Pangeran sekolah,” ralat Dini.

“Sama aja, Dini. Buat gue tuh sama aja,” timpal Lope ketus. “Oke, lihat gue!” pinta Lope, yang bangun dari duduknya, agar ketiga temannya dapat memperhatikan Lope dengan seksama. “Do you think am I hot?” tanya Lope antusias.

Ketiga temannya dengan takut-takut menggelengkan kepala mereka pelan-pelan. Berarti, jawabannya adalah “tidak”.

***

Di dalam kelas yang hening karena sedang mendengarkan cerita pak Musa mengenai Sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia, Lope sedang sibuk mencoret-coret nggak jelas pada selembar kertas yang tak terpakai. Ternyata Lope sedang membuat tabel mengenai kelakuan empat Pangeran Semarak, yang bagi Lope, rada nggak masuk diakal.

Lope mengerutkan alisnya, setelah tabel yang ia buat selesai, kembali ia baca. Apa yang tertulis di tabel itu benar-benar-sangat-amat nggak masuk akal. Empat playboy Semarak bersikap terlalu manis kepada Lope yang seharusnya mustahil untuk dilirik satu senti pun oleh mereka.


Aslinya

???

Giza

- Suka cewek yang bahenol-gedeuboy-mohmoy.

- Mesum

- Ajak gue jalan (yang tentunya gue tolak!). Padahal gue jauh dari kata bahenol-gedeuboy-mohmoy.

- Masih mesum. Buktinya aja, bulu kuduk gue sampai merinding waktu dia bisik-bisik di telinga gue. Hii… Pocong Mesum!

Ray

- Dingin

- Nggak bisa dibilang dingin, ‘coz dengan rela dia mau nemenin gue yang pingsan, beliin gue Pocari Sweat, malah anterin gue pulang. Padahal selama satu tahun lebih dua bulan sekolah di Semarak, gue ‘ma dia nggak pernah tegur sapa.

Radis

- Entahlah

- Yang pasti gue males banget berurusan dengan dia. Selain narsis, sombong, over confidence, dia itu terlalu perfect untuk ngedeketin gue yang (SUMPAH BUKANNYA MERENDAH) nggak bisa dibilang sempurna.

Nisam

- Tak tersentuh

- Nggak marah-marah waktu gue nggak sengaja nabrak dia, ngajak gue basa-basi, dan ngulurin tangannya untuk kenalan sama gue. Benar-benar mustahil untuk dilakukan oleh seorang Nisam yang terkenal akan dinginnya.

“Gila!” pekik Lope setelah selesai membaca table yang dibuatnya sendiri.

“Kenapa, Lope?” tanya pak Musa, yang ikut-ikutan memanggil Lope dengan nama panggilan dari teman-teman.

“Eh, nggak apa-apa, Pak,” jawab Lope cengengesan.

“Perhatikan, Bapak dong!” pinta pak Musa bijaksana.

Lope menganggukkan kepalanya sekali dan memasang senyum penuh dosanya. “Maaf, Pak”.

Pak Musa pun tidak berlama-lama mengurusi muridnya yang membuat keributan sendiri, dan kembali menerangkan Sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia. Lope pun sama, kembali pada tabel yang dibuatnya.

“Gue musti waspada nih,” ucap Lope pelan dan kemudian merobek-robek tabel yang sudah ia buat hingga tak berbentuk. Gue harus bisa buat salah satu dari mereka jatuh cinta sama gue, bukan gue yang jatuh cinta sama mereka. Batinnya menasihati.