Thursday 17 May 2007

motorcycle (part two)

Speechless!
Setelah semuanya terjadi.
Setelah semuanya berakhir.
I just can say… “Alhamdulillah…”.

Kalau kata lagunya Counting Crows-Accidentally in Love, apa yang V alami hari ini apa ya namanya? Ah… nggak penting.
Today! Wednesday! V nyaris ngebuat V, Uwie dan seorang anak kecil masuk rumah sakit. Ya Allah… kejadiannya bener” cepet banget. Yang pasti, hari ini, nggak akan pernah V lupakan. baik itu sebagai hari yang naas buat V, menyakitkan, sampai kocak.

Naas. Ya, gimana nggak naas, kalau hari ini V jatuh dari motor setelah nyerempet seorang anak kecil *kalau dijelaskan kenapa ini bisa terjadi. Benar” bikin emosi, kesel, marah… sama aja ya?! Dan bikin deg-deg ples* Tapi, biar nggak disangka nggak becus bawa motor, biar V ceritain sedikit deh…

[saat turunan di daerah Cigadung, motor yang V bawa melaju kencang. Alhamdulillah ada mobil dari gang kecil mau keluar, akhirnya ngebuat V memperlambat laju motor. Setelah melewati tuh mobil, V ketemu tiga orang anak kecil yang sedang jalan kaki di pinggir. Salah satu diantaranya mau menyebrang. Sedikit di rem deh tuh motor, malah nikung ke kiri. Eh tuh anak nggak jadi nyebrang. Ya udah V gas lagi dengan membelok ke kanan. Tahunya, tuh anak malah maju sambil lari. Kaget, V langsung banting kiri dan nyentuh tuh anak. Panik, V genggam rem tangan kenceng” dan... *kayaknya makin kena tuh anak* BRUK GUBRAK! Ya nubruk ya jatuh.]

Saat itu, V nggak sadarkan diri deh... sebelumnya sih V bisa ngerasain dada V yang ditutupi tas *thanks ya, Wie karena kamu udah maksa V untuk pakai tasnya di dada*, ngebetur lantai aspal. Cuma itu. Sisanya V Cuma lihat helm V lepas *meskipun, anehnya iketannya masih nempel. Gimana caranya tuh helm lepas ya?* dan ngegelinding. Setelah itu... V nggak bisa lihat apa” lagi. V Cuma denger Uwie marahin anak kecil itu dengan halus. ”De, kalau nyebrang liat2 dulu”. Udah gitu... item pandangan V. Nggak lama kemudian, ada dua orang yang ngangkat V. Masih kabut tuh, tapi nggak lama kemudian, V bisa ngelihat. Sumpah... jalanan yang tadinya sepi banget, jadi rame banget. Gimana ceritanya???
Di bawa deh V ke pinggir. Waktu itu, selain V teriak” nggak bisa jalan karena kaki V mati rasa, V nggak inget sama Uwie apalagi motor. Malahan, V malah keingetan ama anak kecil yang V serempet. Nggak tahu berapa kali deh V nanya ke orang yang ngerubunin V “Anak kecilnya mana? Anak kecilnya nggak apa-apa?”, tapi jawabannya selalu, “Nggak ada anak kecil”. Sampai akhirnya ada teteh” yang memang lihat kejadian itu dari atas lotengnya dan ngejawab pertanyaan V yang entah keberapa kalinya. “Anak kecilnya nggak apa2 koq. Tadi langsung lari sama temen2nya”. DASAR ANAK KECIL!

Meyakitkan. Ugh... bener” sakit deh semua badan V. Pertamanya nggak kerasa apa”. Cuma suara GUBRAK aja yang bikin ngilu hati. Lama-lama... hampir semua anggota tubuh V lecet”. Hadoh... paling parah pinggul kiri depan V sama lutut kanan V. Bener” lukanya dalam, sakit dan... KAKI V NGGAK BISA JALAN. Huaaa.... jujur aja nih ya, ngetik nih blog bener” dua jari banget. Nggak bisa deh telapak tangan V nyentuh keyboard. Linu. Belum kedua siku tangan V robek. Cacat abis deh...
Oh ya, V belum bilang kabar Uwie gimana ya?
Cacat fisik Uwie ternyata lebih sedikit dari V. Alhamdulillah... tapi mentalnya, bouz! Setelah semuanya reda, V baru tahu dari yang nolong V sama Uwie kalau Uwie pingsan. Berarti Uwie pingsan sesaat setelah marahin tuh anak kecil. Sempet”nya ya... tapi, Alhamdulillah nggak banyak yang lecet. Bisa makin merasa tak berdosalah diriku ini padanya.

Kocak. Koq bisa? V juga nggak nyangka. Hal yang bikin V ketawa itu ada tiga. Pertama, waktu V lagi dibersihin lukanya sama ibu” di lokasi kejadian, seorang bapak nyamperin V dan...
A : ”Ini kuncinya,” kata tuh bapak2 sambil nyodorin sebuah kunci.
V : ”Ini bukan kunci saya, Pak”. Jawab V waktu lihat tuh kunci.
Tiba2 seorang cowok muda dengan model rambut mohawk, jaket jeans belel dan tas ransel nyamperin V.
B : ”Ini, Mbak kuncinya”. Kata tuh cowok sambil ngasihin kunci motor V yang memang bener milik V.
V : ”Oh, iya makasih,” kata V sambil nerima kuncinya.
A : ”Terus ini kunci siapa?” tanya si bapak yang pertama ngasih kunci yang salah ke V.
B : ”Oh, kunci saya,” jawab cowok yang ngasihin kunci motor V yang memang milik V karena sudah membawa motor V kepinggir jalan.
Lah, kalau dipikir”... nih cowok (si B) aneh ya, dia bela”in motor V kepinggirin, tapi motornya sendiri disimpen di tengah jalan dan orang lain yang ngepinggirin. Hehehe...
Kedua, waktu V telpon Sandri. Gini percakapannya:
V : ”San, jemput Teh V sekarang di Cigadung”.
S : ”Kenapa?”.
V : ”Teh V tabrakan”.
S : ”Astagfirullah... bego sih kamu mah. Eh, nggak jadi deh. Hehehe”.
Dasar adik yang bodoh! Kakak kecelakaan malah dibego”in! Sekalipun kesel, senyum pertama setelah kejadian tuh hal ini loh.
Ketiga, setelah V nunggu beberapa menit jemputan dari Sandri, akhirnya tuh anak datang. Pas lihat Sandri muncul, V dan Uwie langsung ketawa. Gimana nggak ketawa kalau Sandri bawa sebelas temennya untuk jemput V *ada empat motor. Satu motor tuh penumpangnya tiga orang*. Bapak” yang nolongin V aja langsung senyum” sambil bilang. ”Yang ngejemputnya kompak yah”. Hooh, kompak. Udah mah muka dan dandanannya gahar”, sebelas orang lagi *dua belas sama Sandri*. Taunya... selidik punya selidik, Sandri bilang gini ke temen”nya itu, ”Eh, lanceuk urang ditabrak lari”. *Eh, kakak gue ditabrak lari* ya iyalah... pada semangat dateng. Pada gatel nonjok sih... hehehe...

motorcycle (part one)

Untuk mereka yang sudah kenal lama sama V, mereka pasti tahu, kalau V takut naik motor. Yup! I am! V memang takut naik motor. Cuma orang” tertentu yang V percaya V ngebonceng V. Orang” itu adalah Sandri, Obay, Kumiz, Dewi *akhir-akhir ini*. Sayang satu diantara mereka pernah membuat V makin takut naik motor. Dulu sih, masih bisa dibonceng ojeg atau siapa pun *meskipun udahnya gemeteran*. Semenjak seorang cowok bernama Obay ngeboceng V dan BRUK! Kami jatuh, saat itu makin aja V parno. Apalagi lihat motor gede. Cukup bebek aja deh. No Vespa, apalagi tiger dll. Bisa mati duduk V.
Setelah sekian lama gemeteran setiap kali naik motor *trauma naik motor sih udah nggak, tapi setiap naik motor pasti tegang*, akhirnya V memutuskan belajar naik motor. Nggak ada yang percaya V bisa naik motor *sekalipun masih goyang dombret bawanya*. Semuanya pasti berkomentar, ”Si rephoy kan takut naik motor!” *Rephoy itu V, V itu aku. Aku itu ya si gue yang punya niy blog*. Tapi walaupun menuai tanda tanya, akhirnya V *lumayan bener* bisa naik motor. Udah nggak goyang dombret *kadang-kadang masih. Palagi kalau bonceng orang*. Dan yang paling peting... tanggal 28 April 2007 kemaren, V punya SIM C. Hahaha...
”Pak polisi mau razia? Mangga... udah punya sih tuh! Hohoho...”.

Wednesday 16 May 2007

cintasegitiga

Barusan V nonton sebuah reality show di salah satu stasiun televisi swasta. Walaupun V tahu, kebenaran tuh reality show ’two tumbs down’, teteup... ada makna terselubung yang bisa kita ambil. Apa itu? Kenyataan bahwa cinta segitiga itu selalu mengintari setiap kehidupan cinta manusia *Iyalah manusia. Emang hantu punya kehidupan cinta, apa?*
Yah... siapa sih yang belum pernah ngerasain dilemanya cinta segitiga? Mungkin memang ada yang belum merasakannya. Tapi V yakin, setiap orang mengalaminya. Cuma, nggak semua orang aja menyadari keberadaan cinta segitiga itu. Kan, siapa tahu, orang ke tiga dalam cinta segitiga itu bersembunyi dibalik batu *udang kali...*. Yah, secreat admirer gitu deh... dan bahagianya mereka yang dicintai sembunyi”. Hihi...
Ssst... tau nggak? Rata” orang yang sembunyi” mencintai kita, rasa cintanya lebih dalam- lebih tulus-lebih nggak dimengerti sama kita, dengan rasa cinta dari orang yang kentara banget mengutarakannya. Ya, nggak semuanya juga sih... =P tapi, rata” memang gitu. Kenapa V bisa ngomong gini? V rasa kamu sendiri bisa menjawabnya. xixi... *ambil contoh, cinta Olip pada Asri di film Jomblo-cerita di FILM loh, bukan SINETRON. Baca BUKUnya bila perlu =) *





[Wow... tampaknya akhir” ini blog V isinya tentang cinta semua ya? Mau itu patah hati kek, sakit hati kek, semuanya tentang cinta. Kalau ada resort all about stawberry, isi blog V all about love. Hehehe… Tapi, ngomong”... mana nih cinta yang membahagiakannya? Hoho... bukan berarti V nggak bahagia loh. Bukan! V bahagia koq! Tapi, ya... V kangen aja ngerasain jatuh cinta. Hehe... asal!]

Thursday 10 May 2007

Berani Jatuh Cinta = Berani Patah Hati

Jatuh cinta, ough... indahnya! Semua orang akan berdoa untuk dapat merasakannya, sekalipun rasa itu tidak akan seindah namanya. And I wished too.
Pernahkah terlintas dalam hati, fikiran atau angan kamu sebuah pertanyaan, “apa bedanya jatuh cinta, cinta pada pandangan pertama, cinta pertama dan cinta abadi itu?”, can you answer that?
Setahu V sih...
Cinta pada pandangan pertama itu artinya fisik.

Cinta pertama itu cinta monyet.
Cinta abadi itu selamanya.
Dan jatuh cinta itu... adalah rasa dari tiga macam cinta diatas.
Benar nggak sih? Maybe yes, maybe no! Hehehe… satu yang pasti dari semua itu, “berani jatuh cinta berati berani patah hati”. Kata “cinta” memang indah, tapi pernahkah kamu selidiki, bahwa tak selamanya perjalanan atau rasa cinta itu indah? I do.

Beberapa kali V pernah jatuh cinta pada pandangan pertama, bener-bener buat hati V cespleng. Secespleng patah hatinya, saat V tahu kalau V nggak akan pernah ketemu dia lagi dan atau karena dia nggak sendiri.

Cinta pertama. Uhm... apa yang pertama ya? Pertamakalinya merasakan cinta atau pertama kalinya punya pacar? I guess, pertamakalinya merasakan cinta deh... ’coz some people punya pacar (pertama) bukan karena didasari oleh rasa cinta. Like me! Hehehe... yup! I feel my first love ketika V duduk di bangku kelas satu SMU, padahal sejak kelas satu SMP V udah punya pacar. Well… sayang, walaupun rasa itu indah, penuh dengan bunga dan harap, V nggak bisa menggenggamnya. Dengan kata lain... broken heart. It’s okay! Karena dengan begitu, I’m a normal girl. V bisa merasakan cinta dengan lawan jenis. Hahaha... satu juga yang pasti dari cinta pertama: ”we’ll never forget it!”. Bahkan bisa2 menjadi obsesi sepanjang masa. *V banget tuh… hoho’*

Cinta abadi. Wuih… Gimana rasanya ya? Belum pernah sih… hehehe’ yang pasti sih… cinta abadi adalah cinta yang bener-bener nggak egois dan pastinya… untuk selamanya. Dan karena sedang membicarakan soal ”jatuh cinta = patah hati”, jadi ya… rasa sakit juga bisa hinggap di cinta abadi. Kenapa bisa menyakitkan juga? Ini karena belum tentu kita memiliki cinta abadi itu. Mendapatkannya (mungkin) iya atau sudah, tapi memilikinya atau bahkan menjaga cinta abadinya itu belum tentu.

Uhm... peliknya rasa cinta itu. Hati berdebar karenanya. Bahagia, syahdu, marah, sakit... bersatu. God, may I hold this feels?




[Kalau memang kau bertekad untuk jatuh cinta, maka ambil segenggam kekuatan terkuat dari dalam dirimu untuk kau simpan dan kemudian kau gunakan pada saatnya. Cinta memang indah. Patah hati memang menyakitan. Apabila kita mendapatkan keduanya, jangan pernah menyesalinya. Cinta ada bukan untuk disesali. Cinta ada untuk dirasakan. Seindah dan sepahit apapun]

Friday 4 May 2007

“Percayalah, Kasih… cinta tak harus memiliki. Walau kau dengannya, namun ku yakin hatimu untukku..."

Dalem!

Hooh! Lagu Ecoutez yang satu ini, bener” dunia banget, manusia banget, diri kita banget.

Sebelumnya juga V pernah nulis tentang lagu ini *ditulis semua malahan teks lagunya*, dan sekarang kembali V nulis tentang lagu ini. Yah... kalau kata lagunya Rossa *Tegar*, lagu ini tuh bener” menyiratkan sebuah ketegaran seseorang. Malahan, menurut V tuh, lagu ini lebih tegar dari lagu Tegar milik Rossa. *maaf ya mba’ Rossa?!*

Tegar. Wuih... apa iya dalam kehidupan nyata, isi lagu ini dapat digenggam oleh hati dan pikiran kita? Rasanya, perfect banget. As a matter of fact, it’s not a simple that. munafik rasanya saat kita berkata, “Okay I’ll be fine. Everythings gonna be okay! Life must go on”. Apa iya, semudah itu? Jawabannya udah pasti nggak. Kalau dirasakan sendiri, ternyata peribahasa “lain dimulut, lain dihati” tepat banget untuk kasus “cinta tak harus memiliki”. Gimana nggak munafik kalau, mulut kita berkata, “cinta memang tak harus memiliki”, sedangkan hati merasa pedih karena tak rela atau egois menginginkan memiliki cinta tersebut.

Paling kesel, sebal, marah… kalau ternyata rasa itu telat datangnya. Alias penyesalan. Huh! Kenapa harus ada rasa sesal di dunia ini?

V pernah dikasih sebuah kata-kata bijak dari seseorang yang bisa V bilang V sayang dia, lewat SMS:

V... setiap orang berhak menemukan kebahagiannya. Dan menurut Aa itu jauh lebih penting dr sekedar sebuah status. Tp mesti hati2 juga ambil keputusan, karena kadang kita baru sadar bahwa hal atau dia itu begitu berarti, kalau kita sudah tak memilikinya. ALWAYS HAPPY VIE!!

Well... saat itu, V hanya mengganggap nasihatnya itu sederhana, clasic. Tapi... dalam kenyataannya, itu benar” sebuah kenyataan mendasar yang selalu-selalu-selalu terjadi dan berputar dalam hidup kita. Hidup V.

Seseorang juga pernah bilang pada V *dan tentunya dari orang yang V sayang juga =D, yah... betapa bahagianya V dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi V. Amien... luv you, sista!* lewat SMS:

Kita tuh cuma manusia biasa. Punya nafsu dan ego. Kita selalu menganggap segala yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita. Padahal yang tahu benar apa yang terbaik untuk kita adalah Allah swt. Jangan pernah V buat suatu keputusan karena V merasa itu yang terbaik untuk Vi, karena belum tentu yang terbaik menurut V adalah yang terbaik menurutNya. Dan yang terburuk menurut V adalah yang terburuk menurutNya. Semua itu bisa kebalik V. Dan yang paling peting, jangan pernah V menyesal dengan semua keputusan-keputusan yang udah V ambil.

Sayangnya, penyesalan itu pasti ada.

Seorang sahabat lama yang tiba-tiba muncul kembali juga bilang melalui telpon:

Sekarang sih kita cuma bisa jalanin apa yang ada aja, dan kita juga harus serahin ke yang di atas. Coz kita mah cuma bisa berencana.

Huhu... V kan bertahan, sekalipun berat.

Inti dari semua nasihat-nasihat diatas adalah: ”Serahkan ke yang diatas, make a decision right, dan jangan terburu-buru”. Istiqaroh!



[Sometimes, seorang psikolog juga bisa menjadi pasiennya saat ia mendapatkan masalah yang sama dengan pasiennya. Saat logika berbicara, saat dirinya di posisi pendengar dan penasihat, dirinya bisa membuat pasiennya tenang dan melanjutkan hidup, terus menerus mengucapkan, ”Anda pasti bisa melaluinya”. Kenyataannya, di saat dirinya pada posisi sang pasien, dirinya akan berkata, ”It’s not a simple words”.]