Thursday 10 February 2011

Saya Bukan Jemaat Ahmadyah

Saya bukan jemaat Ahmadyah.. Saya juga tidak akan masuk jemaat Ahamadyah. Namun sungguh disayangkan dengan apa yang terjadi pada tanggal 6 Februari 2011 lalu, yang lebih dikenal dengan sebutan "Tragedi Cikeusik". Apa yang terjadi pada tragedi hari itu adalah sebuah pembunuhan yang keji, jahiliyah, tak bermoral dan sangat biadab.
Saya bukan jemaat Ahmadyah.. Saya juga tidak akan masuk jemaat Ahamdyah.. Namun saya mengutuk mereka yang sudah membunuh dengan biadab dengan dalih Agama serta mengumandangkan takbir. Sugguh tak mencerminkan seorang muslimin, dan Islam adalah agama yang penuh demean kasih sayang bukan kekerasan.
Saya bukan jemaat Ahmadyah.. Saya juga tidak akan masuk jemaat Ahmadyah.. Namun saya mengenal satu keluarga jemaat Ahmadyah (Qadiyan). Mata saya tidak buta, dan hati saya pun tidak gelap. Mereka yang mengatakan bahwa Ahamadyah ini itu dengan segala keburukan yang tersebar mengenau jemaat adalah sebuah fitnah.
Saya bukan jemaat Ahamdyah.. Saya juga tidak akan masuk jemaat Ahmadyah.. Namun alhamdulillah Allah swt mempertemukan saya dengan mereka yang jemaat Ahmadyah Qadiyan bukan Lahore, arena dengan begitu saya menjadi tahu hal yang sebenarnya dari fitnah-fitnah yang terlanjur tersebar.
Saya bukan jemaat Ahmadyah.. Saya juga tidak akan masuk jemaat Ahmadyah.. Namun dengan ucapan saya yang menyangkal fitnah orang-orang terhadap jemaat membuat saya dimusuhi. Padahal tidak ada dari mereka (jemaat) yang memaksa saya untuk mengikuti mereka. Ini mata saya, dan saya hanya telah membuktikan isu-isu yang beredar mengenai jemaat.
Saya bukan jemaat Ahamadyah.. Saya juga tidak akan masuk jemaat Ahmadyah.. Namun saya ingin memberitahukan dan meluruskan fitnah yang telah kita sebarkan mengenai jemaat Ahmadyah. Segala sesuatu yang ada pada ajaran Ahmadyah adalah sama adanya dengan Islam yang kita yakini. Mereka (jemaat Qadiyan) tidak melarang saya untuk shalat dimesjidnya, syahadat mereka sama, mereka tidak menganggap saya kafir, dan mereka pun pergi haji ke Mekkah. Ya benar adanya mengenai bagaimana Ahamadyah mentafsirkan "khataman nabiyyin" dengan yang kita tafsirkan. Diluar satu hal itu, lain halnya adalah fitnah.
Saya bukan jemaat Ahmadyah.. Saya juga tidak akan masuk jemaat Ahamdyah. Namun meski begitu tidaklah pantas kita yang hanya manusia biasa mengambil kuasa Allah swt dalam menghakimi suatu kaum. Dan mohon ingat kembali bahwa "fitnah lebih kejam dari pembunuhan", sebaik-baiknya sikap adalah jangan menyebarkan isu dan/berargumen jika kita tak mengetahuinya secara langsung. Semoga Allah swt menunjukan kebenaran yang hakiki.

7 comments:

anggareta said...

http://anggareta.blogspot.com/2011/02/salah-paham-terhadap-ahmadiyah.html

anggareta said...

http://anggareta.blogspot.com/2011/02/apa-itu-ahmadiyah-kesaksian-seorang-nu.html

Unknown said...

Subhanallah, justru kami berterimakasih telah diberi kesempatan mengenal org2 spt Revi & org2 lain yg mempunyai hati nurani & pemikiran bija. Sunggub sy tercengang, kaget sekaligus terharu membaca tulisanmu. Terimakasih Revina Julian Rahayu :)

Dildaar Ahmad Dartono said...

salam kenal, sy suka postingan anda.

Z.Pontoh said...

Ayat yang ada "khataman nabiyin" adalah PERKATAAN yang keluar dari "mulut" ALLAH S.W.T. sendiri! HANYA ALLAH yang berhak ucap kalimat demikian! Bukan MUI, buka Ustad, bukan pula Rabitah dan OKI! Kecuali kalau menganggap dirimu "tuhan", silahkan ucapkan kata2 itu dari mulutmu! Manusia hanya boleh ucap: "Kami tak membeda-bedakan Rasul-rasul"!

anggareta said...

@Z.Pontoh maksud tidak boleh di ucapkan seperti bagaimana Pak?

Anonymous said...

Klo boleh saya comment mksdnya bkn berarti kita tidak boleh mengucap Khataman Nabiyyin, semua ayat2 Allah tentu saja boleh kita baca & ucapkan, setiap hari kan kita baca Al-Quran masa tdk boleh? Hanya mmg yg berhak menentukan Khataman Nabiyyin/Nabi yg paling sempurna/Nabi terakhir/Nabi penutup (atau apapun penafsirannya karena ber-beda2) itu hanya Allah SWT. Kita manusia hanya berkewajiban utk beriman kepada Rasul2 yg diturunkan oleh-Nya. Jadi mau 1 Rasul, 10.000 Rasul dimana & kapan pun datangnya jika itu dari Allah ta’al kita harus mengimani-nya. Begitu sptnya. Mohon koreksi jika salah terutama kpd Bpk. Z,Pontoh utk menghindari salah faham.