Friday 7 May 2010

Song of The Week

Song of The Week :

1. Aku Siap Patah Hati - Shandy
2. Beda - Andity
3. Aku Kecewa - VOO
4. Sudahi Perih Ini - d'massive
5. Kamu Nyata - Roy (Boomerang)

Thursday 6 May 2010

End of A in The First M

"Tuhaaaaannn..." pekik aku dalam hati sesaat setelah membaca sms menjijikkan itu. Dengan degup jatung yang sama saat aku menemukan sms datar sebulan yang lalu, dan tanpa berfikir panjang pula aku pun memberikan handphone miliknya dengan setengah memaksa agar dirinya membaca isi sms yang baru saja aku baca tersebut.
Ku perhatikan sekilas ekspresi wajahnya sebelum aku kembali ke layar televisi, wajahnya yang pucat karena baru saja bangun dari sakit menjadi semakin pucat setelah membaca sms itu. Padahal aku yakin sekali, beberapa hari sebelumnya, bukan wajah pucat yang dia pancarkan saat membaca sms itu, namun wajah memerah karena tergoda atau mungkin bangga.
DAMN
ini adalah malam penghujung bulan April, malam dimana aku berharap dia kembali sehat atas kepulangannya dari rumah sakit. sial, kenyataannya ini adalah malam terlaknat yang harus aku lalui.

Dari balik jendela kamar ini, aku hanya melihat cahaya bulan dikejauhan sana. Hanya cahaya lampu-lampu yang terpancar cerah dari gedung-gedung tinggi di hadapanku.
Ini adalah kali kedua aku mengagumi keindahan kota Jakarta di malam hari, setelah yang pertama saat aku menemaninya di rumah sakit, kini saat aku menangisi kisah dramatis nan menyakitkan dalam hidupku.
Jakarta... benar apa kata mereka, bahwa Ibu Kota Indonesia ini adalah kota yang kejam. Rasa sesal menggelitik sukmaku, mengingatkanku bahwa kejujuran adalah dosa termanis.
Di awal bulan Mei ini aku menangisi kejujuranku.
10 bulan yang lalu, aku jujur bahwa rasa yang aku miliki untuknya adalah rasa suka biasa yang mungkin hanya terbawa emosi sementara. Beberapa bulan kemudian, aku jujur bahwa rasa yang aku miliki untuknya mulai tumbuh dan tumbuh. Hingga akhirnya aku benar-benar jujur bahwa hanya ada dia dalam hati, pikiran, dan hidupku.
Dan itu adalah kesalahan.
Rasaku padanyalah yang membuat kejujuran itu hadir, jika saja saat itu aku menahan rasaku, aku rasa kini, malam ini, aku tidak akan berada disini, menangis mengutuknya yang sudah memperdayaku.

Seminggu sudah berlalu, aku lebih baik dari sebelumnya, meskipun kata 'baik' disini tidak menghapus apapun juga. Ya, seminggu sudah berlalu, dan ini semua berkat teman-teman yang setia menemani, wajah-wajah menjijikkan yang hanya berupa bayangan dalam mimpi, cibiran cewek-cewek penggoda itu, tawa bangga dirinya, film-film cengeng yang diputar salah satu stasiun televisi, lagu-lagu menyindir milik d'massive, Rini idol, dan she, sampai gelapnya kamarku. Aku rasa ada campur tangan malaikat penggoda untuk dua hari terakhir ini, karena meski gelap hawanya melelapkan tidurku, menenangkan hatiku, hingga tawapun mengudara.
Nothing works like you! Kamu yang aku sayangi dan yang menyakitiku, dan kamu juga yang buat aku tertawa disela-sela sakit ini.

Dan hari ini, dimana aku sedang menikmati kembali film-film cengeng yang diputar oleh salah satu stasiun televisi swasta, aku menemukan dua pepatah yang menjadi dialog dalam adegan film tersebut. Tokoh perempuan bernama Reva memberikan pepatah ini kepada mantannya, "perempuan bukan diciptakan dari tulang kaki, yang bisa seenaknya dibuat sakit hati oleh laki-laki dan juga bukan diciptakan dari tulang kepala sehingga bisa semena-mena kepada laki-laki, tapi diciptakan dari tulang rusuk karena dekat dihati untuk dicintai dan dekat dilengan karena untuk dilindungi".

Pepatah itu klasik, tapi untuk saat ini benar-benar membantuku untuk lebih membuka pikiranku menjadi lebih luas dari sebelumnya. Ya, hatiku sakit karena pengkhianatan ini, tapi aku harus kuat. Aku diciptakan untuk dicintai dan dilindungi, dan aku percaya itu. Karena semua sakit ini adalah obat berisi racun yang baik untuk tulangku; untuk kekuatannya dan untuk fungsinya.
Dan sesakit apapun rasanya, toh aku tetap harus melanjutkan hidupku. Dengan atau tanpanya aku tetap hidup dan tetap dalam rasa sakit itu. Tinggal waktu dan bukti penyesalannya yang akan membuat rasa sakit ini hilang, meski dalam kenyataannya cerita ini adalah kenyataan yang menyakitkan.

Monday 12 April 2010

Beda - Andity

Ku ingin bertanya
Sungguhkah kau sayang aku
Kadang aku pun meragu
Engkau tampak beda
Tak seperti dulu

Mungkin waktu yang tlah mengubah
Kenyataan atau mimpikah diriku dengan
Semua ini meski ku tak berubah
Hanya kau yang menyita seluruh hatiku
Disini

Ku tak pernah berpikir
Ada yang lain dihatimu
Tapi bila
Begitu adanya
Jangan kau membisu
Ungkapkan padaku

Mungkin waktu yang tlah mengubah
Kenyataan atau mimpikah diriku dengan
Semua ini meski ku tak berubah
Hanya kau yang menyita seluruh hatiku
Disini

Takkan ada yang mampu
Menggantikan satu dirimu

Sunday 14 March 2010

. . bukan manusia sempurna

Ada dua hal yang buat aku takut. Teramat sangat aku takuti. Hal pertama adalah membuat kesalahan besar dan berakhir dilaknat oleh-Nya. Kedua adalah menyakiti orang yang aku sayang. . Ya… aku rasa semua orang takut akan hal yang pertama aku sebutkan tadi. Sedangkan untuk hal yang kedua, hm… aku rasa semua orang juga sama denganku. Hahaha..

Anyway… Untuk hal ‘takut menyakiti orang yang aku sayang’ itu punya arti yang universal, karena arti dari kata sayang itu sendiri bermakna ganda. Bisa untuk siapa saja. Aku takut menyakiti orangtuaku, keluargaku, teman-temanku, atau pacarku. Umumnya bagi siapapun yang berkomunikasi, berhubungan, dan memiliki keterikatan denganku. Baik itu secara profesional ataupun pribadi.

Bagiku menyakiti seseorang sama halnya menyakiti diri sendiri, apalagi jika orang yang kita sakiti adalah orang yang kita sayangi. Sayangnya, aku tidak pernah tidak menyakiti orang yang aku sayangi. Ya, bukan sekali aku pernah menyakiti seseorang.

Hidup itu memang tidak mudah. Kita selalu dihadapkan pada dua pilihan. Bertahan atau menyerah. Maju atau mundur. Kaya atau miskin. Pintar atau bodoh. Dan lain sebagainya.

Dan kini, saat aku ditakutkan pada hal ‘menyakiti seseorang’, tetap saja dua pilihan hadir didalamnya. Menyakiti atau disakiti.

Pada awal mulanya aku selalu memilih untuk disakiti, karena itu akan lebih mudah bagiku untuk mulai melupakannya (dibaca: membenci orang yang menyakitiku). Seiringnya waktu, ternyata aku menyakiti seseorang. Bisa dari sikapku atau tutur kataku. Baik disengaja mau pun tidak disengaja. Menyakitkankah bagiku? Tentu saja. Menyakiti, bagiku, lebih menyakitkan dari disakiti. Mengapa? Karena sisa dari sebuah penyesalan telah menyakiti adalah rasa bersalah. Dan rasa bersalah itu tidak akan pernah hilang meskipun sebuah kata ‘maaf’ sudah menggelontor keluar dari mulut dan bahkan kata ‘dimaafkan’ pun diberikan.

Manusia memang tidak ada yang sempurna. Aku menyakininya. Tapi apakah setiap manusia tidak pernah menuntut sebuah kesempurnaan? Aku rasa munafik jika kita berkata ‘aku tidak menuntut kesempurnaan’. Mengapa? Karena kita adalah makhluk sosial, pendapat seseorang adalah tuntunan kita untuk maju. Pada saat pendapat itu berupa kritik, maka kita akan memperbaikinya, dan jika pendapat itu sebuah pujian, maka kita akan berusaha untuk lebih baik lagi. Bukankah itu proses untuk menjadi sempurna? Ya… walaupun hasil akhirnya sudah kita ketahui. Bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

Terus apa hubungannya dengan ketakutan untuk menyakiti atau pilihan untuk disakiti? Jelas ada. Karena aku bukan makhluk sempurna. Aku memiliki kekurangan, kelemahan, atau keterbatasan dalam beberapa hal. Dan salah satu faktor yang membuat terjadinya proses ‘menyakiti’ atau ‘disakiti’ adalah kekurangan, kelemahan, atau keterbatasan yang aku miliki.

Bukan berarti kekurangan, kelemahan, atau keterbatasan itu tidak memiliki tempat yang sejajar dengan suatu keberhasilan seseorang. Tidak. Ada kalanya seseorang sukses karena kekurangan, kelemahan, atau keterbatasannya. Atau kebalikannya, sebuah kelebihan seseorang bisa saja menyakiti atau tersakiti olehnya.

Yah… karena ini mengenai diriku, maka hal yang membuatku ‘menyakiti’ atau ‘disakiti’ tidak lain karena kelemahan, kekurangan, atau keterbatasanku dalam hal memahami seseorang. Ditambah lagi dengan sikapku yang ‘tidak sabaran’ , ‘kurang pengertian’, dan ‘sulit mempercayai seseorang’ semakin membuat aku merasa bahwa hal tersebut adalah faktor utamanya.

Lalu bagaimana faktor-faktor penyebab ‘menyakiti’ atau ‘disakiti’ tersebut hilang? Aku masih mencarinya. Dan tentu dengan sedikit usaha dan doa aku mulai memperbaikinya. Walaupun belum ada hasil yang bisa dibilang ‘terlihat’.

Apa yang harus dilakukan agar hal ‘menyakiti’ atau ‘disakiti’ tidak terulang? Introspeksi diri dan mulai memperbaikinya.

Bukankah itu butuh proses? Dan terkadang proses itu membutuhkan waktu lama. Apa cara efektif yang bisa dilakukan agar hal ‘menyakiti’ dan ‘disakiti’ tidak terulang? Hm… mari kita merenung sejenak. Pikirkan secara perlahan dan baik-baik. Dan jika sudah mendapatkan jawabannya, beritahu aku secepatnya :D



Kemarin v dapat kebar salah seorang guru pensiunan di sekolah v meninggal. Beberapa hari sebelumnya dia curhat pada salah seorang guru: “ada yang sakit hati sama saya karena ucapan saya. Sampai sekarang dia sakit hati. Saya sudah minta maaf tapi beliau sepertinya nggak maafin, soalnya setiap ketemu saya dia acuh. Makanya saya minta maaf yah kalau saya salah… kalau kata-kata saya nyakitin, ya saya memang begini adanya, bukan maksud sengaja kalau bicara kasar” (kata-katanya mungkin nggak sama 100% tapi kurang lebih begitu). Dan hampir ke semua guru beliau bilang seperti itu sebelum kemudian kemarin tanggal 10 Maret 2010 beliau meninggal dunia akibat kecelakan motor di jalan Cikutra. Innalillahi wa inna’illaihirojiun…

Bukan maksud apa-apa v cerita soal almarhumah, tapi v cuma mau berbagi aja kalau umur itu teramat sangat nggak bisa diduga. Dan karenanya, meminta maaf untuk segala sesuatunya (apalagi kesalahan yang sengaja kita perbuat) perlu banget. JADI… Buat yang pernah v sakiti, maaf yah… huhuhu~ mau itu yang disengaja atau nggak pokoknya maafin v yah… ^-^

Friday 19 February 2010

KOSONG

Oukey... ini adalah hari ke lima dari sakit yang nggak kunjung surut ini! Cermin pun udah nggak mau nampakin bayangan v, saking menyeramkannya! Rambut rawig, mata celong, bibir keriput, muka kusam, etc... semuanya menggambarkan seorang mak lampir tercantik yang pernah ada di alam gaib. well... tapi v bukan mak lampir, cuma untuk beberapa hari ini-akibat terkulai lemas tak berdaya di tempat tidur, semuanya berubah menjadi kelam. oukey... hapus kata-kata v yang terakhir. itu terlalu berlebihan. DAN pastinya BOHONG!!

v sakit? iya... sakit hati ini. (makin BOHONG)

pusing! itu yang pastinya!! pusing ini bener-bener susah ilangnya. baru kali ini aja bisa duduk berjam-jam depan layar c leppy tanpa merubah posisi jadi tengkurep dan lendean di bantal. NO! hari ini v jauh lebih baik dari kemarin! ya... walaupun, untuk yang kelima kalinya (kalau dihitung dari hari kemaren) jatuh gara-gara pusing. but it's okey... itu sih efek dari kebanyakan tidur, kurang menggerakkan tubuh, dan mata kunang-kunang akibat kebanyakan nonton FTV. hehe..

ngomongin soal FTV, koq makin hari ceritanya makin mirip satu sama lain yah? apa memang dilema, masalah, konflik hidup itu cuma gitu-gitu aja? :-?
nggak tahu juga sih.. yang pasti mungkin karena cerita seperti itu yang digemari oleh para konsumen film televisi.

pointless banget yah post-nya? hahahhaa... XD

Wednesday 17 February 2010

Rest In Peace :'(

It is my pet :)
it name is Mandy, it's a girl.
Kemaren Mandy mati, padahal sebelumnya dia baru pulang setelah rawat inap 17 hari di Andrawina pet centre. Sumpaaaaahhh... kasian banget!! sedih? pastinya... soalnya Mandy baru umur 3 bulan, masih baby, lagi lucu-lucunya. walaupun dia memang nggak tumbuh maksimal gara-gara penyakitnya kemarin.
Ya... walaupun sedih, v harus ikhlas. mungkin ini lebih baik untuk Mandy dari pada dia harus hidup nggak maksimal. luv you!! Rest in peace, Mandy...

Sunday 14 February 2010

Happy Valentine's Day

Hoooooooo... makasih buat temen-temen yang kirim ucapan "Happy Valentine's Day", but guys... so sorry, v nggak ngerayain :D , tapi tetep makasih untuk ucapannya... :)

anywaaaaaayyy... musim valentine tahun ini nggak ngebuat v meriang. haha.. ya biasanya kan suka kerasa banget deh kalau mau deket-deket tanggal 14 februari tuh semuanya serba pink. Dimana-mana pink deh.. sampai sepeut mata. tapi... nggak tahu karena v nggak jalan-jalan nggak tahu karena v nggak merhatiin, v ngerasa valentine tahun sekarang tileuleup. Yup! tenggelam! mungkin 'coz harinya barengan dengan Imlek kali yah??

yah.... buat yang orientasinya dengan cinta, pasti pilih untuk ber-valentine-ria, tapi untuk yang orientasinya duit otomatis pilih ngerayain imlek.

v pilih mana??

v pilih diem di rumah sembari ngerjain ppt ama yus :D

Sunday 24 January 2010

Rasa Ini

Sepertinya akhir-akhir ini dan entah sampai kapan, aku akan mulai sering mengigau mengucapkan kata-kata romantis yang atau bisa saja kata-kata romantis itu biasa digunakan untuk orang-orang yang sedang menggombal. Hahahaa...
Secara sadar aku tahu benar bahwa aku bukan termasuk orang yang mudah jatuh cinta, apalagi menyanjung cinta, tapi entah sejak kapan mulainya, aku mulai tidak sadar bahwa aku benar-benar jatuh cinta. Dan rasa itu terus bertambah semakin harinya.
Bohong kalau aku nggak pernah menyukai seseorang sebelum dia, tapi ini adalah pertama kalinya aku merasa kalau aku gila karena menyukainya. Awalnya aku ikuti fikiran-fikiran yang teman-teman aku katakan padaku tentang gejala-gejala anehku ini, yaitu : 'lo baru jadian sih... Jadi masih anget-angetnya'. Well, ternnyata itu hanya awalnya. Toh ada 3 hal yang aku rasa ini terlalu 'berlebihan' untuk seseorang sepertiku.
3 hal itu yaitu:
1. Ada hal 'kecil' yang sampai detik ini buat aku gundah saat aku salah 'menuliskannya'. Padahal itu bukan apa-apa dibandingkan harus menahan rasa rindu untuk ketemu dengannya selama kurang lebih 2 minggu.TERAMAT BUKAN APA-APA!!
2. Rasa rindu/kangen aku sama dia nggak pernah cukup meskipun aku sudah mengucapkannya atau bahkan sedang bersamanya pun aku masih merasa kangen, malah terus membengkak. Am I normal or not? I don't know... Dan pastinya lagi, rasa ini semakin menggila.
3. Dari dua diatas, yang paling aku nggak suka adalah yang terakhir ini. Aku akan sulit berfikir jernih kalau dia nggak ada di dekat aku. I tell the truth! Dan ini mengganggu teramat sangat! Karena saat rasa ini muncul, maka yang ada di kepalaku isinya hanya dia, dia, dan dia. Alhasil, sedikit kesalahan yang aku buat sendiri malah berujung padanya. It's not fair huh? Tapi ini beneran terjadi and I hate this feelin when it came >_<

Hahh... You know what, ini nggak jauh berbeda dengan lari sprint! Capenya luar biasa! Tapi rasa cape disini bukan rasa menyerah, tapi karena harus menumpuk semua rasa sayang dan rindu yang terus menerus membengkak secara bersamaan.
Anyway, are you understand about what I was talk? Hahahaa.. Buat yang sedang kasmaran mungkin mengerti dengan apa yang aku ucapkan, yang aku tulis di post ini, tapi untuk yang tidak (dibaca *belum) sedang kasmaran mungkin tulisan aku ini terkesan 'berlebihan' dalam mengungkapkan sesuatu atau mungkin malah berfikir apa yang aku tulis adalah gejala cinta buta. NO! Aku masih sadar, yah.. walaupun nggak 100%, tapi aku sadar! Buktinya aku masih bisa menjabarkan hal-hal apa saja yang membuat aku menggila karena rasa ini. Hohoho.. :D

Saturday 23 January 2010

Foolish Game (preview)

“Lo harus buat salah satu dari empat cowok itu jatuh cinta sama lo,” Uwi menyebutkan tantangannya untuk Lope, sambil menunjuk pada empat orang cowok yang sedang asyik bermain kartu pada jarak sekitar lima meter dari tempatnya duduk bersama teman-temannya.

Lope yang mendapat tantangan (dare) dari permainan tantangan yang mereka beri nama Foolish Game, melotot menolak dengan apa yang diperintahkan Uwi. “Gee!”

“Kenapa?” tanya Uwi dingin, yang ternyata bersamaan dengan Jerry.

“Jangan bercanda dong!” tolaknya. “Lihat dong siapa mereka… empat playboy sekolah”.

“Pangeran sekolah,” ralat Dini.

“Sama aja, Dini. Buat gue tuh sama aja,” timpal Lope ketus. “Oke, lihat gue!” pinta Lope, yang bangun dari duduknya, agar ketiga temannya dapat memperhatikan Lope dengan seksama. “Do you think am I hot?” tanya Lope antusias.

Ketiga temannya dengan takut-takut menggelengkan kepala mereka pelan-pelan. Berarti, jawabannya adalah “tidak”.

***

Di dalam kelas yang hening karena sedang mendengarkan cerita pak Musa mengenai Sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia, Lope sedang sibuk mencoret-coret nggak jelas pada selembar kertas yang tak terpakai. Ternyata Lope sedang membuat tabel mengenai kelakuan empat Pangeran Semarak, yang bagi Lope, rada nggak masuk diakal.

Lope mengerutkan alisnya, setelah tabel yang ia buat selesai, kembali ia baca. Apa yang tertulis di tabel itu benar-benar-sangat-amat nggak masuk akal. Empat playboy Semarak bersikap terlalu manis kepada Lope yang seharusnya mustahil untuk dilirik satu senti pun oleh mereka.


Aslinya

???

Giza

- Suka cewek yang bahenol-gedeuboy-mohmoy.

- Mesum

- Ajak gue jalan (yang tentunya gue tolak!). Padahal gue jauh dari kata bahenol-gedeuboy-mohmoy.

- Masih mesum. Buktinya aja, bulu kuduk gue sampai merinding waktu dia bisik-bisik di telinga gue. Hii… Pocong Mesum!

Ray

- Dingin

- Nggak bisa dibilang dingin, ‘coz dengan rela dia mau nemenin gue yang pingsan, beliin gue Pocari Sweat, malah anterin gue pulang. Padahal selama satu tahun lebih dua bulan sekolah di Semarak, gue ‘ma dia nggak pernah tegur sapa.

Radis

- Entahlah

- Yang pasti gue males banget berurusan dengan dia. Selain narsis, sombong, over confidence, dia itu terlalu perfect untuk ngedeketin gue yang (SUMPAH BUKANNYA MERENDAH) nggak bisa dibilang sempurna.

Nisam

- Tak tersentuh

- Nggak marah-marah waktu gue nggak sengaja nabrak dia, ngajak gue basa-basi, dan ngulurin tangannya untuk kenalan sama gue. Benar-benar mustahil untuk dilakukan oleh seorang Nisam yang terkenal akan dinginnya.

“Gila!” pekik Lope setelah selesai membaca table yang dibuatnya sendiri.

“Kenapa, Lope?” tanya pak Musa, yang ikut-ikutan memanggil Lope dengan nama panggilan dari teman-teman.

“Eh, nggak apa-apa, Pak,” jawab Lope cengengesan.

“Perhatikan, Bapak dong!” pinta pak Musa bijaksana.

Lope menganggukkan kepalanya sekali dan memasang senyum penuh dosanya. “Maaf, Pak”.

Pak Musa pun tidak berlama-lama mengurusi muridnya yang membuat keributan sendiri, dan kembali menerangkan Sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia. Lope pun sama, kembali pada tabel yang dibuatnya.

“Gue musti waspada nih,” ucap Lope pelan dan kemudian merobek-robek tabel yang sudah ia buat hingga tak berbentuk. Gue harus bisa buat salah satu dari mereka jatuh cinta sama gue, bukan gue yang jatuh cinta sama mereka. Batinnya menasihati.